Laman

Minggu, 11 September 2011

Renungan untuk Teman-teman Sejawat Kutulis November 2010

REFLEKSI PERINGATAN HARI GURU

Oleh: Diana Kasih

Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai “ Hari Guru” . Selain upacara masing-masing sekolah memilih cara tersendiri untuk menghargai gurunya mulai dari upacara bendera, pemberian buket bunga oleh siswa sampai dengan pemilihan guru terbaik. Bahkan, tidak jarang pula diisi dengan kegiatan perlombaan-perlombaan yang pesertanya guru. Seremonial itu tentu menyenangkan bagi guru dan seluruh warga sekolah

Namun seyogyanya peringatan hari guru patut kita jadikan renungan bahwa saat ini tugas guru semakin hari semakin besar tantangannya. Realita yang cukup memprihatinkan kita dapati fakta bahwa pengaruh narkoba, pergaulan bebas, hura-hura, pesta-pesta, pornografi, teknologi yang disalahgunakan, persoalan besar yang turut mewarnai keberhasilan pendidikan saat ini. Selain itu kemajuan ilmu dan teknologi tidak dapat diabaikan begitu saja oleh setiap insan guru apabila ia tidak ingin dicap oleh siswanya “ guru jadul” ( guru zaman dulu ).

Untuk menghadapi tantangan tersebut guru harus mempersiapkan kemampuan dirinya. Hal ini disebabkan predikat guru sebagai pendidik dan pengajar sekaligus ia harus membuat pintar muridnya secara akal, dia juga harus menanamkan nilai iman dan akhlak mulia Untuk itu guru harus memahami peran dan tugasnya. Dia harus mempunyai sifat yang baik agar bisa memberikan pengaruh positif pada anak didiknya.

Dalam kurun waktu 24 jam satu hari satu malam siswa menghabiskan waktunya di sekolah kurang lebih enam sampai dengan tujuh jam bahkan ada yang sampai dengan delapan jam bagi sekolah-sekolah yang memiliki kegiatan tambahan atau sekolah–sekolah terpadu. Artinya sepertiga waktu dihabiskan siswa di sekolah selama itu pula siswa berinteraksi dengan komunitas sekolah selain temannya sendiri menempati frekuensi tertinggi adalah guru.Oleh karena itu, guru harus menjadi teladan bagi siswanya. Guru harus berusaha membangun sifat-sifat baik dalam dirinya agar rekaman bagi siswa menembus batas di luar pagar sekolah. Mahmud Samir Al-Munir dalam bukunya Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah menuliskan beberapa sifat baik yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah

Pertama, niatkan ibadah kepada Allah dengan mengajarkan ilmu dan menghidupkan akhlak mulia. Disamping itu, guru harus mengharapkan kebaikan yang berkesinambungan untuk umat ini dengan banyaknya lahirnya generasi penerus yang taat kepada Allah Swt.

Kedua, perbanyak doa dan dan meminta taufik serta pertolongan kepada Allah untuk pelaksanaan tugas karena Allah Swt sebaik-baiknya penolong dan pemberi taufik.

Ketiga, guru harus menjaga akhlak, beretika baik, tidak cepat marah, berwibawa, tenang, khusyu, tawadhu, disiplin, dan menunjukkan vitalitas serta keuletan agar para siswa tidak merasa malas dan bosan.

Keempat, guru harus menjadi teladan siswa-siswa dalam perkataan dan perilaku. Ia harus selalu Jujur, adil berkata yang baik dan memberi nasihat serta pengarahan kepada anak didiknya disamping itu harus komitmen dengan waktu pelajaran dan berusaha agar perbuatan sesuai dengan ucapan. Para ulama salaf telah memahami hal ini. Umar bin Utbah berpesan kepada pendidik anaknya, “ Hendaknya dalam memeperbaiki anakku, kamu perbaiki dirimu dahulu. Mata mereka mengikutimu. Yang baik menurut mereka adalah apa- apa yang kamu perbuat, dan yang buruk menurut mereka adalah apa yang kamu tinggalkan.”

Kelima, guru harus menguasai materi pelajaran dan cara-cara mengajar. Guru harus berusaha menambah ilmu pengetahuannya dan perkembangan teknologi demi kepentingan mengajar.Guru harus mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan, psikologi, dan sosial yang berbicara mengenai anak, remaja agar dia sanggup menyampaikan informasi (ilmu)

dengan cara terbaik selama situasi pengajaran dan pendidikan menuntutnya untuk memberikan hal itu.

Keenam, guru harus berusaha agar roh iman kepada Allah Swt mengalir dalam muatan mata pelajaran berupaya agar kandungan materi pelajaran berhubungan dengan kehidupan seorang muslim.

Ketujuh, sebelum memasuki pelajaran, guru harus siap secara mental, fisik, waktu, dan ilmu ( materi ). Maksud kesiapan mental adalah tidak mengisi pelajaran dalam keadaan malas, lapar, atau tidak siap karena faktor udara yang sanga tpanas atau dingin. Maksud kesiapan waktu adalah guru mengisi pelajaran itu dengan jiwa tenang tidak menghitung tiap detik yang berlalu, tidak menanti-nanti waktu usainya atau menginginkan para siswa membaca sendiri tanpa diterangkan maksudnya, atau menghabiskan jam pelajaran dengan hal-hal yang tidak ada gunanya bagi siswa. Sedangkan maksud kesiapan ilmu adalah guru menyiapkan materi pelajaran sebelum masuk. Guru menyiapkan apa yang akan dikatakannya. Sebisa mungkin, guru menghindari spontanitas dalam mengajar jika tidak menguasai materi pembelajaran.

Kedelapan,Guru harus menjaga harga diri. Jangan mengulurkan tangan meminta bantuan orang lain dalam urusan-urusan pribadi terutama kepada orang tua siswa. Hal ini agar guru tidak menjadi bahan gunjingan atau kritikan serta cemoohan orang lain terutama siswa-siswanya.

Kesembilan, meluruskan sikap anak yang melakukan kesalahan dengan perhatian dialog yang mengena langsung ke hati anak.

Kesepuluh, mengatur waktu,berusaha agar tidak ada waktu yang terliwatkan tanpa mendatangkan manfaat dunia dan ukhrowi, seperti membaca Al-Quran, menambah ilmu dan wawasan terutama yang terkait dengan jurusan atau mata pelajaran yang diajarkannya

Melalui peringatan hari guru ini diharapkan kita guru mampu membentuk peserta didik secara akal dan memiliki akhlak yang mulia.Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar